Kamis, 13 Juni 2013

Dietary Intake of Cholesterol Is Positively and Use of Cholesterol-Lowering Medication Is Negatively Associated with Prevalent Age-Related Hearing Loss



  1. Paul Mitchell

Kami bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan diet lemak (lemak jenuh dan tak jenuh tunggal dan kolesterol) dan kelompok makanan tertentu (mentega, margarin, dan kacang-kacangan) dengan prevalensi, insiden, dan perkembangan gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia. Kami juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lipid serum dan obat penurun kolesterol (statin) dan gangguan pendengaran. The Blue Mountains Hearing Study merupakan survei berbasis populasi gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia. Gangguan pendengaran diukur dalam 2.956 peserta (usia ≥ 50 y) dan didefinisikan sebagai rata-rata nada murni (PTA) frekuensi 0.5, 1.0, 2.0, dan 4,0 kHz> 25 dB tingkat pendengaran (PTA0.5-4kHz). Data diet dikumpulkan menggunakan FFQ semikuantitatif. Setelah penyesuaian multivariabel, kemungkinan gangguan pendengaran lazim meningkat dari terendah (referensi) untuk kuartil tertinggi asupan diet kolesterol (P-trend = 0,04). Di antara orang-orang yang self-melaporkan penggunaan statin (n = 274), 48% mengurangi kemungkinan gangguan pendengaran lazim diamati setelah penyesuaian multivariabel [OR = 0,52 (95% CI = 0,29-0,93)]. Peserta dalam kuartil kedua dan 3 dari makanan asupan lemak tak jenuh tunggal dibandingkan dengan mereka di kuartil pertama (referensi) secara signifikan mengurangi risiko gangguan perkembangan hilangnya 5 y kemudian [multivariabel-adjusted OR = 0,39 (95% CI = 0,21-0,71) ] dan [OR = 0,51 (95% CI = 0,29-0,91)], masing-masing. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa diet tinggi kolesterol bisa memiliki pengaruh buruk pada pendengaran, sedangkan pengobatan dengan statin dan konsumsi lemak tak jenuh tunggal mungkin memiliki pengaruh yang menguntungkan.

(diterjemahkan oleh:Fadiah A.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar