Kamis, 18 Oktober 2018


Pengaruh IT dalam Ilmu Kesehatan

Telah kita ketahui bahwa teknologi sudah ada sejak lama dan manusia telah memanfaatkannya sejak dahulu kala. Semakin hari kemajuan teknologi semakin mengalami perkembangan, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah banyak memberikan dampak besar bagi kehidupan kita. Kemajuan teknologi di akibat dari keinginan manusia yang ingin keluar dari masalah dan mengininkan hidupnya lebih aman dan praktis. Maka telah banyak bermunculan alat-alat canggih akibat dari kemajuan teknologi itu sendiri.
Di era globalisasi ini kemajuan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan teknologi itu sendiri telah merambah di berbagai aspek kehidupan. Aspek kesehatan kini juga telah mengalami kemajuan yang pesat akibat dampak dari kemajuan teknologi. Banyak temuan-temuan yang dihasilkan dari kemajuan teknologi ini baik dalam bidang pengorganisasian rumah sakit, pengbatan, maupun penelitian pengembangan dari ilmu kesehatan itu sendiri.

Berikut ini merupakan beberapa yang kita ketahui dan lazim kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari:
·       Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat telah maju dengan pesat. Penemuandalam bidang-bidang tersebut telah membebaskan manusia dari bahaya maut, akibat penyebaran wabah penyakit yang mengerikan seperti cacar, typus, malaria, TBC, tumor, kanker, dan lain-lain.
·       Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah rusak. Misalnya mata (baik mata buatan maupun donor mata), ginjal dan jantung.
·       Diketemukannya keahlian dalam bidang operasi plastik, sehingga hidung yang pesek dapat menjadi mancung, dan lain-lain.
·       Diketemukannya tata menu makan setiap hari. Dengan diketemukannya cara ini, sebagian besar masyarakat telah mengatur menu makan dengan zatvitamin sehingga dapat memperlambat keausan setiap organ tubuh manusia dengan begitu akan memberi kesempatan untuk lebih lama.
·       Diketemukannya peralatan untuk mengolah sampah dan limbah sehingga sampah dan limbah tidak lagi mengganggu kelangsungan hidup manusia.

Akan tetapi kemajuan teknologi atau pun perkembangan teknologi ini tidak hanya memberikan manfaat atau sisi positifnya saja tapi juga menimbulkan dampak negatif, beberapa hal berikut ini dampak negatif dari perkembangan teknologi

Efek Radiasi yang Berpotensi Menghasilkan Penyakit Baru
Salah satu contoh adalah penyakit kanker yang kita ketahui bersama bahwa hingga saat ini penyakit tersebut belum memiliki obat yang bisa mendeteksi hingga tercapainya suatu kesembuhan yang sempurna bagi para penderitanya. Selain itu unsur zat radioaktif yang digunakan untuk mengobati penderita kanker juga dapat menimbulkan radiasi yang berbahaya, dan tentunya hal tersebut menjadi cikal bakal suatu penyakit baru yang berbahaya.
Begitu halnya dengan alat komunikasi yang sering kitagunakan. Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen,mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah. Sayangnya, tak satu pun 6 vendor telepon seluler terbesar dunia merespon hasil-hasil penelitian tersebut.
Meski belum ada kepastian terhadap hasil penelitian ini, pimpinan proyek penelitian FranzAdlkofer menyarankan tindakan pencegahan dengan menganjurkanpenggunaan telepon genggam hanya dalam keadaan darurat saja. Artinya,kalau di sekitar Anda tersedia telepon biasa sebaiknya Anda menghindari memakai telepon seluler. Atau, menggunakan peralatan hands-free kapan saja memungkinkan.
Begitu pula dengan halnya computer yang beregenerasi menadi laptop. Mata adalah organ tubuh yang paling mudah mengalami penyakit akibat kerja, karena terlalu sering memfokuskan bola mata ke layar monitor. Tampilan layar monitor yang terlalu terang dengan warna yang panas seperti warna merah, kuning, ungu, oranye akan lebih mempercepat kelelahan pada mata. Selain dari itu, pantulan cahaya (silau) pada layar monitor yang berasal dari sumber lain seperti jendela, lampu penerangan dan lain sebagainya, akan menambah beban mata. Pencahayaan ruangan kerja juga berpengaruh pada beban mata.
Pemakaian layar monitor yang tidak ergonomis dapat menyebabkan keluhan pada mata. Berdasarkan hasil penelitian, 77% para pemakai layar monitor akan mengalami keluhan pada mata, mulai dari rasapegal dan nyeri pada mata, mata merah, mata berair, sampai pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata.
Bila operator komputer menggunakan soft lens (lensa mata), kelelahan mata akan lebih cepat terasa, karena mata yang dalam keadaan memfokuskan ke layar monitorakan jarang berkedip sehingga bola mata cepat menjadi kering dan ini menyebabkan timbulnya gesekan antara lensa dan kelopak mata. Ruang berpendingin (AC) akan lebih memperparah gesekan tersebut, karena udara ruangan ber AC akan keringsehingga air mata akan ikut menguap.
Menurut hasil penelitian, untuk operator komputer yang bekerja 8 jam per hari terus menerus, ternyata radiasi yang keluar dari komputer (khususnya sinar-X) sangat rendah yaitu sekitar 0,01739 m Rem per tahun. Harga tersebut jauh lebih rendah dari pada radiasi yang berasal dari sinar kosmis dan dari radiasi bumi (terresterial radiation) yang berkisar 145 m Rem per tahun. Sedangkan laju dosis radiasi yang diizinkan untuk masyarakat umum adalah 500 m Rem per tahun. Akhir-akhir ini banyak dijual kacafilter untuk layar monitor yang dipromosikan sebagai filter radiasi yang keluar darikomputer. Kaca filter yang dijual di pasaran lebih sesuai sebagai filter kesilauan (glare) dari cahaya layar komputer, bukan sebagai filter radiasi.
Efek Ketergantungan
Teknologi yang kian berkembang juga dapat menimbulkan timbal balik yang bersifat negatif seperti sifat ketergantungan.Parapengkonsumsi obat antibiotik yang banyak beredar di masyarakat ternyata tidak semata-matahanya mengurangi keluhan yang ada tetapi juga menimbulkan ketergantungan dengan intensitas yang berbeda-beda dari masing-masingjenis antibiotik. Tidak hanya sampai pada hal tersebut, akan tetapi timbulah suatu kemungkian yang menyebabkan penyakit tersebut memiliki tingkat kekebalan terhadap antibiotik tertentu.
Pengaruh negatif lain bagi anak, adalah kecendrungan munculnya ‘kecanduan’ anak pada komputer. Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar ataupun melakukan aktivitas sosial.
Begitu halnya dengan kecenduan computer yang didominasi oleh usia dini. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya, orang tua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orang tua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik demi mengurangi dampak teknologi ini.
 Terganggunya Syaraf
Saraf manusia merupakan organ vital yang perlu dilindungi. Namun teknologi juga menunjukkan indikasi bahwa dalam hal ini berbahaya bagi stabilitas syaraf. Slah satu contoh printer yang menggunakan sistim buble jet kebisingannya relative lebih rendah bila dibandingkan dengan printer sistim dot matrix. Saat ini printer yang paling rendah kebisingannya adalah sistim laser printer. Kebisingan yang tinggid apat mempengaruhi syaraf manusia dan hal ini dapat berakibat pada kelelahan maupun rasa nyeri.
Adapun batas kebisingan yang diizinkan untuk bekerja selamakurang dari 8 jam per hari adalah 80 dB. Sedangkan ruang kerja yang ideal adalah dengan kebisingan sekitar 40 – 50 dB. Apabila di dalam ruang kerja terdapat mesinpendingin (AC), maka kebisingan akan bertambah selain dari suara printer.
Repetitive Strain Injury (RSI)
RSI merupakan sebuah terminologi yang mengacu pada beberapa variasi keluhan kerangka otot (musculoskeletal). Ini menyangkut keluhan yang dikenal dengan sakit urat otot. RSI meliputi gangguan lengan atas berkaitan dengan kerja (Work-RelatedUpper Limb Disorders) dan luka penggunaan berlebihan yang berhubungan dengan kerja (Occupational Overuse Injuries).
Keluhan ini terutama diderita oleh para pekerja dengan posisi duduk yang statis saat menggunakan komputer atau menggunakan gerakan tangan yang berulang (repetitive) setiap hari, beban kerjayang statis (seperti menggenggam mouse), membiarkan lengan membengkok, dan sejenisnya dalam waktu yang cukup lama. Ini akan bertambah buruk jika tempatkerja tidak didesain secara ergonomis, misalnya posisi keyboard dan layar monitor yang terlalu tinggi atau terlampau rendah, kursi tidak menopang badan untuk duduk tegak, dan sebagainya.
Hal ini akan semakin parah bila ditambah lingkungan kerja yang kurang bergerak,kurang istirahat, mengandung stress tinggi dengan deadline dan laporan rutin serta lainnya. Apalagi jika Anda perokok, menderita kegemukan (obesitas), lemah otot ,memiliki tangan yang terasa dingin serta kurang berolah raga. Gejala awal RSI dapat muncul pada berbagai tempat dari pangkal lengan hingga ke ujung tangan.Gejala yang menjadi tanda peringatan menyangkut:
·       Kesulitan membuka dan menutup tangan
·       Otot tangan terasa kaku (misalnya hingga kesulitan mengancing baju)
·       Kesulitan menggunakan tangan (untuk membalik halaman buku, memutar tombol atau bahkan memegang mug)
·       Bangun dengan rasa sakit di pergelangan tangan atau mati rasa di tangan, terutama di awal pagi hari
·       Tangan terasa dingin
·       Tangan gemetar (tremor)
·       Tangan terasa canggung, bergetar atau bahkan mati rasa.


Kamis, 13 Juni 2013

Drinking Water Constituents and Disease1–3

  1. Ragnar Rylander


Beberapa penelitian epidemiologi selama 50 y terakhir telah menunjukkan hubungan antara risiko penyakit kardiovaskular dan kesadahan air minum atau isinya magnesium dan kalsium. Parameter tambahan, pertama kali diusulkan dalam sebuah studi dari Jepang 50 y lalu, adalah keasaman air. Hal ini diketahui bahwa beban asam mempengaruhi reabsorpsi kalsium dan magnesium dalam tubuli ginjal. Studi intervensi telah menunjukkan bahwa kondisi asam-basa mempengaruhi homeostasis mineral. Data dari studi intervensi menggunakan magnesium, kalsium, dan hidrogen karbonat terakhir. Hal ini menyarankan bahwa efek kesehatan yang berkaitan dengan air minum yang ditemukan dalam beberapa studi dapat disebabkan oleh ekskresi urin meningkat mineral disebabkan oleh kondisi asam di dalam tubuh dan bahwa air minum harus mengandung jumlah yang cukup hidrogen karbonat untuk mencegah efek ini.

(diterjemah oleh: Fadiah A.)

Energy Expenditure and Water Turnover in Hunting Dogs: A Pilot Study

  1. Knut Hove


Anjing berburu menampilkan kapasitas kerja yang luar biasa. Mereka bisa bekerja selama beberapa jam sehari selama seminggu atau lebih dan mencakup jarak berjalan cukup. Upaya fisik yang besar ditampilkan oleh anjing berburu telah menyebabkan peningkatan keinginan di antara peternak anjing untuk pengetahuan yang lebih besar kebutuhan spesifik gizi mereka, terutama untuk energi dan air minum, yang penting untuk daya tahan tubuh. Kebanyakan percobaan mengenai anjing olahraga telah dilakukan dengan Bulldog dan anjing kereta luncur, mewakili ekstrem dalam balap anjing, seperti Bulldog adalah pelari mengandalkan bahan bakar baik anaerobik dan aerobik, sedangkan kereta luncur anjing adalah pelari jarak jauh menggunakan energi aerobik. Berburu anjing (anjing gun) cenderung menengah dalam penggunaan energi mereka, terutama menunjukkan aktivitas ketahanan selama beberapa jam terganggu dengan serangan berlari (1). Ada juga minat yang besar di antara pemilik anjing tentang jarak yang ditempuh dan kecepatan aktual anjing kerja mereka. Jarak yang ditempuh kemungkinan faktor utama yang mempengaruhi energi yang dihabiskan oleh anjing pemburu. Selain itu, faktor lingkungan seperti suhu udara, kondisi tanah, medan, dan vegetasi harus memiliki pengaruh yang signifikan, meskipun ini harus pengetahuan kita pernah dipelajari pada anjing berburu.

Studi percontohan ini bertujuan mengukur pengeluaran energi (EE) 5 dan omset air tubuh (BWT) pada anjing berburu. Tiga kondisi berjalan yang berbeda dipelajari: berburu, jalan yang berjalan di harness, yang merupakan kegiatan pelatihan yang umum digunakan untuk anjing berburu, dan berjalan di atas treadmill, dengan fokus pada indikasi perbedaan EE sebagai akibat dari kondisi tanah yang berbeda. Teknik air ganda berlabel itu digunakan untuk menentukan EE, dan pengulangan metode ini diperiksa dengan membiarkan anjing-anjing yang sama melakukan latihan yang sama 3 kali.


(diterjemahkan oleh: Fadiah A.)

Dietary Intake of Cholesterol Is Positively and Use of Cholesterol-Lowering Medication Is Negatively Associated with Prevalent Age-Related Hearing Loss



  1. Paul Mitchell

Kami bertujuan untuk menilai hubungan antara asupan diet lemak (lemak jenuh dan tak jenuh tunggal dan kolesterol) dan kelompok makanan tertentu (mentega, margarin, dan kacang-kacangan) dengan prevalensi, insiden, dan perkembangan gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia. Kami juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lipid serum dan obat penurun kolesterol (statin) dan gangguan pendengaran. The Blue Mountains Hearing Study merupakan survei berbasis populasi gangguan pendengaran yang berkaitan dengan usia. Gangguan pendengaran diukur dalam 2.956 peserta (usia ≥ 50 y) dan didefinisikan sebagai rata-rata nada murni (PTA) frekuensi 0.5, 1.0, 2.0, dan 4,0 kHz> 25 dB tingkat pendengaran (PTA0.5-4kHz). Data diet dikumpulkan menggunakan FFQ semikuantitatif. Setelah penyesuaian multivariabel, kemungkinan gangguan pendengaran lazim meningkat dari terendah (referensi) untuk kuartil tertinggi asupan diet kolesterol (P-trend = 0,04). Di antara orang-orang yang self-melaporkan penggunaan statin (n = 274), 48% mengurangi kemungkinan gangguan pendengaran lazim diamati setelah penyesuaian multivariabel [OR = 0,52 (95% CI = 0,29-0,93)]. Peserta dalam kuartil kedua dan 3 dari makanan asupan lemak tak jenuh tunggal dibandingkan dengan mereka di kuartil pertama (referensi) secara signifikan mengurangi risiko gangguan perkembangan hilangnya 5 y kemudian [multivariabel-adjusted OR = 0,39 (95% CI = 0,21-0,71) ] dan [OR = 0,51 (95% CI = 0,29-0,91)], masing-masing. Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa diet tinggi kolesterol bisa memiliki pengaruh buruk pada pendengaran, sedangkan pengobatan dengan statin dan konsumsi lemak tak jenuh tunggal mungkin memiliki pengaruh yang menguntungkan.

(diterjemahkan oleh:Fadiah A.)

Food Choices and Diet Costs: an Economic Analysis


  1. Nicole Darmon
 
Obesitas di Amerika Serikat adalah masalah sosial ekonomi. Hal ini terkait dengan sumber daya sosial dan ekonomi yang terbatas dan mungkin terkait dengan perbedaan dalam akses terhadap makanan sehat. Ditambahkan gula dan lemak tambah jauh lebih terjangkau daripada yang direkomendasikan "sehat" diet berdasarkan daging tanpa lemak, biji-bijian, dan sayuran segar dan buah. Ada hubungan terbalik antara kepadatan energi dari makanan (kJ / g) dan biaya energi ($ / MJ), sehingga biji-bijian padat energi, lemak, dan permen merupakan pilihan biaya terendah diet untuk konsumen. Selera yang baik, kenyamanan yang tinggi, dan biaya rendah dari makanan padat energi, dalam hubungannya dengan sebagian besar dan daya satiating rendah, mungkin menjadi alasan utama untuk makan berlebihan dan kenaikan berat badan. Kesenjangan keuangan dalam akses terhadap diet sehat dapat membantu menjelaskan mengapa tingkat tertinggi obesitas dan diabetes ditemukan di antara minoritas dan pekerja miskin. Jika demikian, maka mendorong rumah tangga berpendapatan rendah untuk mengkonsumsi makanan lebih mahal bukan merupakan strategi yang efektif bagi kesehatan masyarakat. Apa yang dibutuhkan adalah pendekatan kebijakan yang komprehensif yang mengambil nutrisi perilaku dan ekonomi pilihan makanan ke rekening.

(diterjemahkan oleh: Fadiah A.)

The Growing Problem of Obesity in Dogs and Cats

  1. Alexander J. German


Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi jumlah berlebihan jaringan adiposa dalam tubuh, dan merupakan gangguan gizi yang paling umum pada hewan pendamping. Obesitas biasanya merupakan hasil dari salah satu asupan makanan yang berlebihan atau pemanfaatan energi yang tidak memadai, yang menyebabkan keadaan keseimbangan energi positif. Banyak faktor dapat mempengaruhi individu untuk obesitas termasuk genetika, jumlah aktivitas fisik, dan kandungan energi dari diet. Perhatian medis utama obesitas berhubungan dengan asosiasi penyakit banyak yang menyertai adipositas tersebut. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa obesitas dapat memiliki efek merugikan pada kesehatan dan umur panjang dari anjing dan kucing. Masalah yang hewan pendamping obesitas mungkin cenderung termasuk penyakit ortopedi, diabetes mellitus, kelainan sirkulasi profil lipid, penyakit kardiorespirasi, gangguan kemih, gangguan reproduksi, neoplasia (tumor mammae, karsinoma sel transisional), penyakit dermatologis, dan komplikasi anestesi. Pilihan terapi utama untuk obesitas pada hewan pendamping meliputi manajemen diet dan meningkatkan aktivitas fisik. Meskipun tidak ada senyawa farmasi yang belum berlisensi untuk menurunkan berat badan pada anjing dan kucing, hal ini dipertimbangkan bahwa agen tersebut akan tersedia di masa depan. Terapi diet membentuk landasan manajemen berat badan pada anjing dan kucing, tetapi meningkatkan latihan dan manajemen perilaku membentuk tambahan yang berguna. Ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran obesitas hewan pendamping sebagai keprihatinan medis serius dalam profesi dokter hewan.

(diterjemahkan oleh: Fadiah A.)

Children’s Experiences of Food Insecurity Can Assist in Understanding Its Effect on Their Well-Being

  1. Timothy A. Rehner


Pemahaman tentang pengalaman kerawanan pangan oleh anak-anak sangat penting untuk pengukuran yang lebih baik dan penilaian efeknya terhadap kesehatan gizi, fisik, dan mental anak. Penelitian kualitatif dieksplorasi persepsi anak-anak dari rumah tangga rawan pangan untuk mengidentifikasi persepsi ini dan menggunakannya untuk membangun komponen makanan pengalaman kerawanan anak-anak. Anak-anak (n = 32; 11-16 y tua) dari setelah program sekolah dan sekolah menengah di daerah berpenghasilan rendah berpartisipasi dalam semiterstruktur wawancara mendalam individu. Anak-anak berumur 11 y bisa menggambarkan perilaku yang terkait dengan kerawanan pangan jika mereka telah mengalaminya secara langsung maupun tidak langsung. Menggunakan metode komparatif konstan analisis data kualitatif, deskripsi anak-anak tentang perilaku yang terkait dengan kerawanan pangan dikelompokkan menjadi komponen kuantitas makanan, kualitas aspek makanan, aspek psikologis, dan sosial yang dijelaskan dalam literatur makanan kerawanan rumah tangga. Aspek kuantitas termasuk makan lebih sedikit dari biasanya dan makan lebih atau makan cepat ketika makanan yang tersedia. Aspek kualitas meliputi penggunaan beberapa jenis murah makanan. Aspek psikologis termasuk kekhawatiran / kecemasan / kesedihan tentang pasokan makanan keluarga, perasaan tidak memiliki pilihan dalam makanan yang dimakan, malu / takut dicap sebagai orang miskin, dan upaya untuk melindungi anak-anak. Aspek sosial kerawanan pangan berpusat pada menggunakan jaringan sosial untuk mendapatkan makanan atau uang dan pengucilan sosial. Hasil ini memberikan informasi berharga dalam memahami efek kerawanan pangan pada anak-anak kesejahteraan terutama yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial dan emosional kesejahteraan.

(diterjemahkan oleh: Fadiah A.)